Analisis e-ID BPJS Keshatan

 

        Analisis (Aplikasi e-ID BPJS Kesehatan)

JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosian Nasional. SJSN diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib. Tujuannya adalah agar semua penduduk indonesia terlindung dalam sistem asuransi, sehingga merek dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Penyelenggaraan JKN dilaksanakan dan dikelola oleh BPJS Kesehatan. BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Kegiatan JKN ini mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu. Sehingga, banyak penduduk indonesia yang mendaftar menjadi peserta JKN. Pendaftaran peserta JKN dapat dilakukan dengan mengunjungi kantor cabang BPJS Kesehatan terdekat. Setiap hari, terjadi antrian panjng untuk mendaftar menjadi peserta JKN. Untuk mempermudah layanan peserta, BPJS Kesehatan telah meluncurkan pendaftaran online sehingga calon peserta BPJS Kesehatan tak perlu antri melakukan pendaftaran secara manual di Kantor Cabang BPJS Kesehatan. Melalui pendaftaran online, peserta pun dapat mencetak Kartu BPJS Kesehatan-nya sendiri, yang disebut e-ID.

1.     Peranan Pengembangan Sistem Informasi Kepesertaan (e-ID BPJS Kesehatan)

Pendaftaran BPJS kesehatan sebelum dikembangkan aplikasi e-ID dilakukan menggunakan sistem komputer di kantor cabang BPJS Kesehatan. Alur pendaftaran peserta di kantor cabang BPJS Kesehatan dimulai dari peserta mengisikan formulir pendaftaran dan melampirkan persyaratan yang ditentukan. Setelah formulir terisi lengkap, maka petugas mengantri data peserta di formulir tersebut ke dalam sistem kepesertaan BPJS Kesehatan. Data peserta BPJS kesehatan terintergtasi bersama data Dispendukcapil, untuk menyesuaikan nomer NIK. Nomer NIK ini, sekaligus menjadi filter dan melihat apakah calon peserta ini sudah menjadi peserta BPJS sebelumnya. Setelah data selesai dientri, maka peserta akan mendapatkan nomor virtual account. Nomor virtual account ini, akan digunakan peserta untuk melakukan pembayaran premi di Bank. Setelah dilakukan pembayaran premi maka peserta dapat melakukan cetak kartu di kantor cabang BPJS kesehatan. Selain mendaftar langsung di kantor cabang BPJS, pendaftaran perserta dapat dilakukan secara mandiri dengan online dan juga mendaftar kepada Bank yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Namun, untuk tahap pencetakan kartu harus tetap dilakukan di kantor cabang BPJS kesehatan.

 

2.     Kesesuaian Pengembangan Sistem Informasi dengan Kebutuhan

Pengembangan sistem kepesertaan BPJS Kesehatan dengan aplikasi e-ID  sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk mengganti sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem perlu dikembangkan  karena beberapa hal, yaitu: (Jogiyanto, 2005)

a.      Adanya permasalahan-permasalahan yang timnul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa:

1)     Ketidakberesan

Dalam artikel ini, tidak terdapat ketidakberesan di dalam manajemen yang melatarbelakangi pengembangan aplikasi e-ID.

2)     Pertumbuhan organisasi

Seiring kesadaran di masyarakat untuk menjadi peserta JKN, maka petumbuhan peserta JKN meningkat setiap hari. Berdasarkan data yang diakses dari situs resmi BPJS kesehatan, jumlah peserta sampai dengan 21 November 2014 mencapai 131.352.066 jiwa. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi pertumbuhan peserta dan membuat pertumbuhan bagi BPJS. Dengan jumlah peserta yang semakin bertambah setiap hari, dan jumlah pegawai yang regenerasi setiap 1 tahun. Maka BPJS perlu melakukan pengembangan sistem informasi yang dapat membantu kegiatan operasional BPJS kesehatan. Sehingga pengembangan aplikasi kepesertaan e-ID ini sudah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi. Dengan adanya aplikasi e-ID dapat membantu pelayanan pendaftarann peserta serta dapat mengurangi antrian pendaftaran peserta di kantor cabang BPJS. 

b.     Meraih kesempatan-kesempatan

Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat. Perangkat keras komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Perusahaan mulai merasakan bahwa teknologi komunikasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi kepada konsumen  (Jogiyanto, 2005).  Aplikasi e-ID merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan pengembangan teknologi dengan membuat aplikasi komputer dan bersifat online. Dengan memberikan informasi yang mudah dan akurat, serta akses pendaftaran secara pribadi, diharapkan BPJS Kesehatan dapat menarik minat penduduk indonesia untuk menjadi peserta. Sehingga, visi untuk menjadi universal coverage pada tahun 2019 bisa terwujud. Dalam keadaan pasar bersaing dengan asuransi-asuransi swasta lainnya, kecepatan informasi atau efisiesi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

c.      Adanya instruksi instruksi

Penyusunan sistem baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi dari pimpinan, ataupun dari luar organisasi. Berdasarkan informasi yang didapat dari artikel ini, pengembangan aplikasi e-ID ini adalah sebuah perwujudan dari BPJS Kesehatan dari permintaan masyarakat untuk mempermudah akses pendaftaran peserta.

Berdasarkan latar belakang pengembangan aplikasi diatas, maka pengembangan aplikasi e-ID BPJS Kesehatan sesuai untuk kebutuhan organisasi sebagai bentuk optimalisasi pelayanan pendaftaran peserta. Hal tersebut juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat, yaitu kemudahan dalam pendaftaran peserta JKN.

Aplikasi e-ID memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut, yaitu:

a.      Kelebihan e-ID BPJS Kesehatan

1)     Inovasi program yang sangat positif untuk meningkatkan cakupan kepesertaan JKN secara mandiri.

2)     Memberikan kemudahan bagi calon peserta tidak perlu medaftar di kantor cabang BPJS Kesehatan dan dapat mencetak kartu secara mandiri.

3)     Mengurangi beban ketersediaan kertas untuk cetak kartu, karena peserta dapat melakukan cetak kartu secara mandiri.

4)     Peserta bisa lebih menghemat biaya untuk pengambilan kartu ke kantor cabang BPJS Kesehatan. Bahkan, yang paling penting lagi, peserta tidak perlu mengurus melalui calo untuk mendaftar peserta JKN di BPJS Kesehatan.

b.     Kekurangan e-ID BPJS Kesehatan

Berdasarkan pemberitaan di media dan juga keluhan masyarakat, kekurangan e-ID adalah sebagai berikut:

1)      Notifikasi gagal dikirim ke alamat email

Pada pendaftaran online permasalahan yang sering terjadi adalah data sudah berhasil tersimpan akan tetapi notifikasi email tidak terkirim. Padahal dalam notifikasi tersebut ada link form yang sudah terisi nomor virtual account yang harus dibayar

2)      Sudah bayar virtual account tapi tidak bisa aktivasi e-ID

e-ID berfungsi sebagai pengganti kartu BPJS, sehingga harus diprint secara mandiri oleh peserta. Untuk bisa print e-ID harus melewati notifikasi alamat email. Tapi ada banyak orang yang gagal aktivasi dari email padahal sudah membayarkan premi.

Berdasarkan beberapa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh aplikasi e-ID  BPJS Kesehatan, sebenarnya aplikasi ini sangat membantu baik bagi BPJS maupun peserta. Namun dalam pelaksanaannya, sering terjadi error. Pada beberapa kasus dalam pengembangan sistem informasi terdapat kegagalan dalam pengembangan sistem. Penyebab kegagalan pengembangan sistem tersebut antara lain: kurangnya penyesuaian pengembangan sistem, kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai, kurang sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya, adanya kerusakan dan kesalahan rancangan, penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yang tidak, direncanakan dan pemasangan teknologi tidak sesuai, sengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara, serta implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik


3.     Analisis Fase Pengembangan Sistem Informasi Kepesertaan Aplikasi e-ID BPJS Kesehatan

Pengembangan sistem didefinissikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer atau teknologi yang ada untuk menyelesaikan persoalan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan yang ada. Pengembangan sistem informasi dapat juga diartian sebagai aktivitas menyusus sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada (Jogiyanto, 2005). Pengembangan dapat dijabarkan menjadi 5 fase, yaitu: Preliminary Investigation, Analysis Sistem, Design System, Development, dan Implementation.

Analisis fase pengembangan aplikasi e-ID BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut:

a.      Fase Preliminary Investigation

Preliminary investigation adalah proses merumuskan masalah sistem yang berjalan saat ini. Sistem kepesertaan BPJS Kesehatan sebelum dilakukan pengembangan aplikasi e-ID dilakukan secara computerise dan kita dapat melakukan pendaftaran online di rumah, serta mendaftar di Bank yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Namun untuk mencetak kartu, peserta JKN hanya dapat melakukan cetak kartu di kantor cabang BPJS Kesehatan. Sehingga terjadi antrian yang panjang di kantor cabang BPJS Kesehatan. Permasalahan tersebut juga menambah beban kerja pegawai BPJS Kesehatan dalam menangani permasalahan kepesertaan JKN.

Sesuai fungsi BPJS Kesehatan yaitu sebagai badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan yang bertujuan untuk mencapai universal health coverage, sistem yang berjalan saai ini dirasa kurang, Proses pendaftaran dalam hal entri data dapat dilakukan di kantor cabang BPJS Kesehatan, online, dan juga Bank yang bekerjasama, titik tempat pendaftaran untuk entri data sudah banyak namun, tidak diimbangi dengan titik untuk pencetakan kartu. Sehingga hal tersebut menimbulkan antian panjang di kantor cabang BPJS Kesehatan, ketidakpuasan masyarakat, dan beban kerja BPJS Kesehatan menjadi.

 

b.     Fase Analysis System

      Analisis sistem adalah fase pengumpulan informasi, mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan sistem, dan mereview rekomendasi terhadap pihak manajemen. Analisis pengembangan sistem kepesertaan BPJS Kesehatan harus disesuaikan dengan kebutuhan. sehingga perlu dilakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional. Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan yang berisi proses apa saja yang nantinya dapat dilakukan oleh sistem kepesertaan yang dikembangkan. Sedangkan kebutuhan non-fungsional adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem kepesertaan yang dikembangkan.

      Aplikasi e-ID memiliki kekurangan yaitu aplikasi yang sering error, hal ini dapat disebabkan oleh pada proses analisis kebutuhan terjadi kesalahan. Namun dalam artikel ini, tidak menunjukkan secara jelas bagaimana komponen penyusun dari server, dan komponen lainnya. Sehingga terjadi kesulitan untuk menganalisis. 

 

 

       

DAFTAR PUSTAKA

BPJS Kesehatan. 2014. User Manual Registrasi Peserta Via Web (E-ID). Jakarta: Direktorat Teknologi dan Informasi

Jogiyanto, H. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

 

 

Comments